Kekalahan? Kenapa aku menulis demikian sich? tepatnya, inilah hal yang aku alami beberapa waktu lalu dan yang menjadi penyebab melelehnya tangisku.
Mungkin terdengar sepele sekali ya gak sih tapi bagiku, kalah itu sama dengan mempermalukan diri sendiri, menunjukan keteledoran yang tinggi, dan membuat kepercayaan orang lain menurun.
Iya, itu pendapatku. DULU.
Dulu, aku memang terlalu menuntut diriku agar bisa sesempurna mungkin. tapi ternyata, 'kesempurnaan' yang terlampau ingin ku miliki ini menjadi bumerang tersendri bagi diriku. mengingat, ternyata mengejar untuk memiliki kesempurnaan adalah sia-sia saja. karena..... Kesempurnaan itu hanya Milik-Nya.
Ambisiku terlalu besar menyebabkan tekanan mentalku juga sangatlah kuat. akhirnya, ya rasa jenuhku cepat datang dan sulit pergi lagi. Inilah efek negatif yang aku rasakan dari sikapku ; ambisius, perfeksionis.
Hidup ni mengajarkanku, betapa manusia itu tak selalu bisa menjadi apa yang dia inginkan. Terkadang kita harus bersabar saat sesuatu yang buruk menghampiri dan kita pun harus bersyukur saat nikmat merangkul.
Karena, hidup ini berputar.
Bukan Allaah tidak mau mengabulkan permintaan kita. Mungkin, Allaah masih ingin mendengar do'a-do'a kita, menyaksikan usaha kita yang terpadu dalam suatu ke-istiqomahan. Pada saat keadaan seperti itu, telanlah keluhan. Karena yang Allaah inginkan ialah kita bertawakal pada-Nya.
Ya, sekarang. Pendapatku tentang 'kekalahan' adalah ; sesuatu yang lumrah dalam hidup dan harus dapat aku perbaiki. Kalah bukanlah kegagalan. Tapi bagian dari langkah menuju kesuksesan. Aamiin!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar